Belajar "Berbagi Pengetahuan" di Pusat Studi dan Dokumentasi Sajogyo Institute.




 " Mungkin bisa dikatakan bahwa para ahli itu semacam "Dokumen" yang harus dibaca kesehariannya "
Pada dasarnya kegiatan berbagi pengetahuan tidak dapat terjadi dengan mudah (Ozalti, 2012). Malhotra (2005); Rigby, Reichheld, & Schefter, (2002) mengatakan bahwa, terdapat beberapa artikel yang memperkirakan bahwa hingga 70% dari sistem pengelolaan pengetahuan gagal mencapai tujuan awalnya (Ozalti, 2012). Salah satu alasan gagalnya mengelola pengetahuan adalah banyak ketegangan yang muncul antara pengetahuan organisasi dengan kecendrungan individu menimbun pengetahuan.
Kegiatan berbagi pengetahuan di Pusat Studi dan Dokumentasi Sajogyo Institute memiliki proses berbagi pengetahuan yang utuh. Hal ini dibuktikan dengan runtutnya daur pengetahuan mulai dari sharing-creation-desimination.
Konsistensi daur pengetahuan yang ada di Pusat Studi dan Dokumentasi Sajogyo Institute, membuat lembaga ini dipercaya dan menjadi sumber rujukan perkembangan keilmuan agraria, pedesaan dan kemiskinan.
Saenz, Aramburu, dan Rivera (2010) mengatakan bahwa keterkaitan antara knowledge sharing, knowledge creation, dan kemampuan inovasi menjadi faktor penting sebagai bukti keberhasilan berbagi pengetahuan di dalam sebuah organisasi (Maha, 2012).
Dengan menggunakan konsep SECI (Nonaka & Toyama, 2003) (Sosialisasi-Eksternalisasi-Kombinasi-Internalisasi), sebagai alat analisis, yang kemudian diinterpretasi, maka, didapatkan hasil bahwa kegiatan berbagi pengetahuan di Pusat Studi dan Dokumentasi Sajogyo Institute menekankan pada proses sosialisasi dan internalisasi terlebih dahulu baru kemudian eksternalisasi dan kombinasi.
Salah satu kegiatan yang menurut saya menarik adalah, saat proses internalisasi. kegiatan internalisasi dilakukan dengan "praktik keseharian" yang diteladani dari para ahli di sana.
Mungkin bisa dikatakan bahwa para ahli itu semacam "Dokumen" yang harus dibaca kesehariannya 
Selain itu, dari kegiatan berbagi pengetahuan yang ada, terlihat adanya "nilai - nilai" yang dipegang dan diinternalisasikan sehingga mendukung konsistensi kegiatan berbagi pengetahuan itu sendiri.
Terimakasih Mas Adi Dzikrullah Bahri yang sudah membawa saya ke tempat ini. Juga Teh Nila Dini yang sudah baik banget membimbing saya selama di lokasi. Terima kasih juga pada Mas Amir Mahmud Pertama yang mau meladeni pertanyaan pertanyaan yang g penting dari saya (Wawancara) 

Tidak ada gading yang tak retak. Kurang lebihnya dari tulisan ini, mohon saran dan bimbingan dari teman-teman semua untuk tulisan selanjutnya.

Selengkapnya di Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan. Vol. 18 No. 2 Tahun 2016. 
Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia 



Komentar